KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA
Oleh : Cindy Artita Nirmansyah
A. PENDAHULUAN
Kenakalan remaja
biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses- proses
perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.
Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis,
kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan
dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali
didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya,
seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.
Kenakalan remaja
dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah
sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan
norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan
konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada
jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku
yang tidak melalui jalur tersebut
berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui
latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang
yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena pelaku kurang memahami aturan-aturan yang
ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang
yang disengaja, memang sengaja
dilakukan, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan, mungkin
karena ingin diperhatikan, cari sensasi atau latar belakang masalah
lainnya.
Hal yang relevan
untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Hal ini
disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk
melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak
menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal
biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang.
Masalah sosial
perilaku menyimpang dalam tulisan tentang
“Kenakalan Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan
sistem. Dalam pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan
pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial
apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi).
B. KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PERILAKU MENYIMPANG
DARI REMAJA
Pada dasarnya
kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang hidup di
dalam masyarakatnya. Beberapa ahli mengatakan :
a. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja
yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat
sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial
yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat
sebagai suatu kelainan dan disebut
“kenakalan”.
b. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku
pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku /
tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta
ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
c. Singgih D. Gunarso (1988 : 19), mengatakan
dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan
dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial
serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit
digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar
hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku
sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut
bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan
;
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka
keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa
izin
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan
narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pergaulan bebas, pemerkosaan dll.
Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
Tentang normal
tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan dalam
pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73). dalam bukunya
“ Rules of Sociological
Method” bahwa perilaku menyimpang atau
jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap melanggar fakta sosial yang normal
dan dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak
mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal
sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku
tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan
yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu
perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada
masyarakat.
Istilah
keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan
kolektivitas, seperti keluarga dalam
bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat
memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu
yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari
keanggotaannya dalam masyarakat.
Penampilan
dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan
tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam
situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan
nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya.
Keberfungsian
sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta
adaptasi resiprokal antara keluarga
dengan anggotanya, dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan
berfungsi social secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunya
jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya
terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
C.PENYEBAB
TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor
dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas
Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang
tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor
eksternal:
1. Keluarga
Perceraian
orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal
yang kurang baik.
D.HAL-HAL YANG
BISA DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Mengatasi
kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua,
teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan
jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan,
konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka
harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya
: tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu
pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka
juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang
sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi,
memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan
perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada."
Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena
ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya.
Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa
memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi
lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita melupakan
sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas.
Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor
eksternal lingkungan yang jarang memperhatikan faktor terdekat dari lingkungan
remaja tersebut dalam hal ini orang. Orang
selalu menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena
lingkungan pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar,
pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang.
Setelah
diketahui penyebab terjadinya kenakalan remaja, maka ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan
lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang
telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman
sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi
keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi
remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak
mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan.
6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung
dalam pengetahuan dengan memanfaatkan
film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan teknologi
lainnya.
7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini,
disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak
membantu mengurangi kenakalan remaja
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif,
nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan
remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Kartini Kartono. 1988.Psikologi Remaja. Bandung :
PT.Rosda Karya
Singgih D.
Gunarso.1988.Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Kenakalan%20Remaja%20Atau%20Kenakalan%
20Orang%20Tua&&nomorurut_artikel=72
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.tranungkite.net/photo/albums/userpics/10001/65
3800892_l5B15D.jpg&imgrefurl=http://dftr0809.wordpress.com/latar-
belakang/&h=450&w=600&sz=90&tbnid=4y0PvFiQeATNBM:&tbnh=101&tbnw=135&prev=/images%3Fq
%3Dkenakalan%2Bremaja&hl=id&usg=__5H_mJWU4gYlNab6_s4wUZYLFUCs=&ei=w6xWSsHpOoziNb2N
hZ0I&sa=X&oi=image_result&resnum=4&ct=image
http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=12915