a.
Pengertian
Tsu
yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang. Tsunami merupakan
perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara
vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
antara lain oleh :
1. gempa bumi yang
berpusat di bawah laut,
2. letusan gunung
berapi bawah laut,
3. longsor bawah laut,
4. atau dapat juga
karena hantaman meteor dari angkasa yang jatuh ke laut.
Gelombang
ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan
1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per
jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai.
b.
Penyebab
Tsunami
dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar terhadap
air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di
bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar
laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal.
c.
Proses Terjadinya
Proses
terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar
air laut dalam satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan
kecepatan hingga 800 Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun
mendesak ke atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan
menghancurkan apapun di belakang pantai.
Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana
ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian
gelombang berbalik menghantam pantai di Srilanka.
Perbedaan gelombang badai dengan tsunami
• Gelombang badai menerjang pantai
dalam bentuk arus melingkar dan tidak membanjiri daerah yang lebih tinggi.
• Tsunami menerjang pantai dalam bentuk arus
lurus, bagai tembok air, dengan kecepatan tinggi dan masuk jauh ke daratan.
• Dengan bentuk gelombang demikian, maka
tsunami sulit dihadang, terutama dengan ketinggiannya yang mencapai belasan
meter dan kecepatan ratusan kilometer per jam.
d.
Dampak atau Akibat
Banyak
korban meninggal, kehilangan anggota keluarga, kehilangan harta.
e.
Upaya atau
Penanggulangan
Cara
penanggulangan tsunami, yaitu :
1.Melaksanakan
evakuasi secara intensif.
2.Melaksanakan
pengelolaan pengungsi.
3.Melakukan
terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4.Membuka
dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian logistik
yang diperlukan.
5.Membuka
dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6.Melakukan
pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7.Menggunakan
dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun
luar negeri.
8.Menyambut
dengan baik dan libatkan unsur civil society.
2.
Gempa Bumi
a.
Pengertian
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan
kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka
valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan
besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas,
tergantung pada kedalaman gempa.
b.
Penyebab
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan
terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut.
Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar
terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi
karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
c.
Proses terjadinya
Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan.
Patahan terbentuk karena batuan rapuh dan pecah yang disebabkan oleh tekanan
besar (meregang, menekan, atau memilin) yang mendesaknya. Tekanan yang timbul
di daerah kerak ini disebabkan oleh pergerakan perlahan-lahan lempeng bumi.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat di daerah batuan
sampai pada tingkat tertentu
sehingga terjadi pergerakan mendadak. Pergerakan mendadak ini dapat
menciptakan patahan baru ketika batuan pecah pada titik terlemah, atau
pergerakan menyebabkan batuan tergelincir di sepanjang patahan yang ada. Ketika
ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan dengan dilepasnya
tekanan.
Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan di sekitarnya bergetar, sehingga
terjadi gempa bumi. Titik di mana batuan menggelincir atau pecah untuk pertama
kalinya, sehingga menyebabkan gempa bumi disebut fokus. Tempat di permukaan
bumi yang berada tepat di atas fokus disebut episentrum.
d.
Dampak atau akibat
o
Bangunan
roboh
o
Kebakaran
o
Jatuhnya
korban jiwa
o
Permukaan
tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
o
Tanah
longsor akibat guncangan
o
Banjir
akibat rusaknya tanggul
o
Gempa
di dasar laut yang menyebabkan tsunami
e.
Upaya atau penanggulangan
A. Upaya
penanggulangan sebelum terjadi gempa:
1. Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk
keadaan darurat.
2. Barang/benda
yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil terhadap
guncangan.
3. Pipa saluran
gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat tidak
digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan gangguan
sanitasi.
4. Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk
menghindari hubungan singkat akibat guncangan dan dipastikan sekering berfungsi
dengan baik.
B. Upaya
penanggulangan saat terjadi gempa:
1. Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan
tidak panic, gunakan pintu dan tangga darurat untuk keluar dan jangan
menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di bawah jembatan, jalan
laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di bawah meja
yang kokoh, dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi
gempa susulan selang beberapa lama.
2. Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang,
jangan berlindung di bawah pohon atau di tempat dekat tiang/gardu listrik, dan
jika getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri.
3. Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan
dan segera menepi, jangan memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan
laying, atau persimpangan jalan, dan jangan segera melanjutkan perjalanan
sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama.
C. Upaya
penanggulangan setelah terjadi gempa:
1. Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah
baik-baik saja atau mengalami luka-lukaa.
2. Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan
kotak P3K sebagai pertolongan pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit
terdekat.
3. Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi
dari instansi pemerintah.
4. Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara
tenda-tenda darurat di halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa
susulan.
5. Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah Anda, jika
terdapat puing-puing segera dibersihkan.
3.
Gunung Meletus
a. Pengertian
Gunung
meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma
adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari
dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius
90 km.
b. Penyebab
Hampir semua
kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan
dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan
suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar (magma).
c. Proses terjadinya
Gunung berapi terbentuk dari
magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat
panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini
sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan
ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian
besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.
Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas,
sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan
dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut
melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada
kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang
merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik
berasal.
Magma yang mengandung gas
dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang
mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran)
pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran
ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di
dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang
yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material
vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian
puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi
terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke
permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah
melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma
yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk
pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
d. Dampak atau akibat
Dampak Negative Akibat
Gunung Merapi
·
1. Dampak dari abu gunung merapi
yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida
(H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu
(Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).
·
2. Kecelakaan lalu lintas
akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang
terkontaminasi, dan lain-lain.
·
3. Banyak dari penduduk, terutama
sekitar Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.
·
4. timbulnya penyakit pada
korban seperti ISPA
·
5. 64 desa di Sleman dan puluhan
desa di Magelang serta Klaten porak poranda. Bahkan, desa tersebut dinyatakan
tertutup karena berada di zona yang tidak aman. Sebagian desa sudah tertutup
debu vulkanik dengan ketebalan hingga satu meter.
·
5. Hujan debu dari Merapi
juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu lintas, baik darat maupun
udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan dari dan ke Yogyakarta ditutup
sementara waktu.
·
6. Dan terjadi pula kebakaran
hutan karena terkena laharnya.
·
7. Banyak dalam sektor pertanian
terganggu akibat bencana ini yang menyebabkan pendapatan bisnis para petani
menurun drastis.
·
8. Di sektor perikanan
terjadi kerugian sekitar 1.272 ton.
·
9. Di sektor pariwisata,
kunjungan wisatawan berkurang sehingga menyebabkan tingkat hunian hotel yang
tadinya 70 persen turun menjadi 30 persen.
·
Sehingga dapat dikatakan
Meletusnya Merapi ini mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi Indonesia.
Dampak Positive Akibat
Gunung Merapi
·
Selain itu, gunung meletus juga
menyebabkan dampak positif. Meskipun untuk letusan Merapi ini dampak tersebut
belum terlihat secara signifikan tapi ada hal yang dapat dijadikan dampak
positive dalam bencana ini yaitu :
·
1. Penambang pasir mendapat
pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat pasir di pinggiran aliran lahar
dingin.
·
2. Hasil muntahan vulkanik bagi
lahan pertanian dapat menyuburkan tanah, namun dampak ini hanya
dirasakan oleh penduduk sekitar gunung.
·
3. Bahan material vulkanik berupa
pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan material yang
berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-lain.
e. Upaya atau penanggunangan
4.
Banjir
a. Pengertian
banjir adalah peristiwa yang
terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
selokan sungai.
b. Penyebab
·
Sungai
Lama: Endapan dari hujan
atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan
deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang
mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es,
atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
Cepat: Termasuk banjir
bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan
mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau
gletser.
·
Muara
Biasanya diakibatkan oleh
penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badai akibat
siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
·
Pantai
Diakibatkan badai laut besar
atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibat siklon
tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
·
Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa
mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa bumi dan
letusan gunung berapi.
·
Manusia
Kerusakan akibat aktivitas
manusia, baik disengaja atau tidak merusak keseimbangan alam
·
Lumpur
Banjir lumpur terjadi
melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari
endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai.
Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir
lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang
diakibatkan pergerakan massal.
·
Lainnya
Banjir dapat terjadi ketika
air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak dapat
terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
Rangkaian badai yang
bergerak ke daerah yang sama.
Berang-berang pembangun
bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya
mengakibatkan kerusakan besar.
c. Proses terjadinya
·
Proses terjadinya banjir secara
alamiah
turunnya
hujan jatuh kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu
masuk kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi
penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah
dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan
menyebabkan kerugian bagi manusia.
·
Proses terjadinya banjir secara non
alamiah karena ulah manusia seperti
membuang
sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga
air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap
setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah
dan karena ulah manusia. Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu
karena mereka mendiami tempa tinggal yang secara alamiah merupakan dataran
banjir. Jadi bila manusia bertampat tinggal di dataran yg sering terkena banjir
bukan banjirlah yg mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
d. Dampak atau akibat
·
Dampak primer
Kerusakan
fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan,
sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
·
Dampak sekunder
Persediaan
air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
Penyakit
- Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
Pertanian
dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.
Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat
banjir demi menambah mineral tanah setempat.
Pepohonan'
- Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
Transportasi
- Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan.
·
Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi
- Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan
kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
e. Upaya atau penanggulangan
Mencegah
dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang
perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk
menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan
yang dapat dilakukan itu antara lain:
· Membuang lubang-lubang serapan air
· Memperbanyak ruang terbuka hijau
· Mengubah perilaku masyarakat agar
tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa
Meninggikan
bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita ketika banjir
terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang
mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota.
Menyelamatkan Jakarta dari banjir besar bukan hanya karena berarti
menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga menyelamatkan wajah bangsa ini di
mata dunia.
Partisipasi
seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi
agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya
dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta
masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara
bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan
setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan
penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir
mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian
mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi
kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti
pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir
dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem
peringatan dini bencana banjir.
5.
Erosi
a. Pengertian
Erosi adalah peristiwa
pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat
transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal
hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama
dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral
batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan
proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini
diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan
konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan.
Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami
erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi
hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman
hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju
dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik
konservasi ladang dan penanaman pohon.
b. Penyebab
penebangan
kawasan hutan, perubahan tata guna lahan, pengelolaan sampah yg kurang baik,
fungsi DAS sebagai kawasan tangkapan air sudah kurang optimal, system drainase
yg kurang baik, kurangnya penyerapan air di daerah hulu, dll.
c. Proses terjadinya
Di daerah beriklim tropika
basah, aliran merupakan penyebab utama erosi tanah, sedangkan angin tidak
mempunyai pengaruh yang berarti. Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang
berurutan :
pengelupasan (detachment),
pengangkutan (transportation),
dan
pengendapan (sedimentation)
(Asdak, 1995).
Proses erosi oleh air
merupakan kombinasi dua sub proses yaitu :
penghancuran struktur tanah
menjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan yang menimpa
tanah dan perendaman oleh air yang tergenang, dan pemindahan (pengangkutan)
butir-butir tanah oleh percikan hujan, dan
penghancuran struktur tanah
diikuti pengangkutan butir-butir tanah tersebut oleh air yang mengalir
dipermukaan tanah. Secara skematis proses terjadinya erosi diperlihatkan pada
gambar .
Air hujan yang menimpa
tanah-tanah terbuka akan menyebabkan tanah terdispersi. Sebagian dari air hujan
yang jatuh tersebut akan mengalir di atas permukaan tanah. Banyaknya air hujan
yang mengalir diatas permukaan tanah tergantung pada hubungan antara jumlah dan
intensitas hujan dengan kapasitas infiltrasi tanah dan kapasitas penyimpanan
air tanah. Kekuatan perusak air yang mengalir diatas permukaan tanah akan
semakin besar dengan semakin curam dan makin panjang lereng permukaan tanah.
Tumbuh-tumbuhan yang hidup
diatas permukaan tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah menyerap air dan
memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh, dan daya dispersi
dan angkut aliran air di atas permukaan tanah. Perlakuan atau tindakan-tindakan
yang diberikan manusia terhadap tanah dan tumbuh-tumbuhan di atasnya akan
menentukan apakah tanah itu akan menjadi baik dan produktif atau menjadi rusak.
d. Dampak atau akibat
Erosi mempunyai dampak yang
kebanyakan merugikan, karena terjadi kerusakan lingkungan hidup. Menurut
penelitian bahwa 15% permukaan bumi mengalami erosi. Kebanyakan disebabkan oleh
erosi air kemudian oleh angin.
Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka
tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah
yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai
akan berubah.
Dampak lain dari erosi merupakan sedimen dan
poluton pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa
menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran
air minum.
e. Upaya atau penanggulangan
Menghijaukan kembali
lahan-lahan kritis.
Lahan-lahan yang kritis atau lahan yang gundul
ditanami dengan lanam-tanaman keras, seperti pohon mahoni, pohon angsana, pohon
jati, pohon meranti dan lain-lain.
Untuk daerah-daerah yang
miring, pengolahan lahan dilakukan dengan sistem sengkedan atau terassering.
Pada setiap pematang yang ada di sawah sengkedan usahakan ditanami
tanam-tanaman keras seperti pohon kelapa, turi, munggur dan lain-lain. Jenis
tanaman keras seperti pohon kelapa disamping dapat dimanfaatkan kayu, buah dan
daunnya; akar-akarnya juga berfungsi untuk menahan pematang dari bahaya
longsor. Untuk menghindari terjadinya erosi pada bibir pantai, maka pada bibir
pantai hendaknya dihutankan dengan tanaman bakau (mangrove). Jenis tanaman
lainnya yang dapat digunakan menghutankan bibir pantai merupakan pohon api-api.
Hutan bakau atau api-api yang ada di daerah pantai disamping dapat mencegah
terjadinya erosi pada bibir pantai juga bermanfaat bagi kehidupan beraneka
satwa. Contohnya akar pohon bakau atau api-api yang malang melintang di bawah
permukaan air sangat bermanfaat bagi perkembangbiakan berbagai jenis ikan.
Sedangkan dedaunan yang tumbuh rimbun pada
bagian batang dan ranting-rantingnya sangat cocok untuk perkembangbiakan
berbagai jenis burung, monyet, ular pohon dan lain-lain. Pada daerah – daerah
pantai yang tebingnya curam, maka di depan bibir pantai dapat dibuat
bangunan-bangunan pemecah ombak. Dengan adanya bangunan pemecah ombak, maka
ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih dahulu oleh bangunan tersebut.
Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa dinding pantai menjadi lemah.
Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi dari bahaya erosi akibat hantaman
gelombang pasang air laut.
6.
Kebakaran Hutan
a. Pengertian
Kebakaran hutan merupakan
salah satu penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan bersifat dan bersifat
sangat merugikan.
b. Penyebab
·
Sambaran petir pada
hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
·
Kecerobohan manusia
antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di
perkemahan.
·
Aktivitas vulkanis
seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
·
Tindakan yang disengaja
seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru
dan tindakan vandalisme.
·
Kebakaran di bawah
tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di
atas tanah pada saat musim kemarau.
c. Proses terjadinya
Gunung
berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat meletus.
Terjadinya
Gunung meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung
berapi terbentuk.
Letusannya
yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau
lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan
gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai
ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi
ini. Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
- gas vulkanik
- Lava dan aliran pasir serta batu panas
- Lahar
- Tanah longsor
- Gempa bumi
- Abu letusan
- Awan panas (Piroklastik)
Gas
vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi
yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2),
Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang
membahayakan manusia.
Lava
adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti
sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari
sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu
bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir
Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran
lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar
letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus,
sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan
lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di
sekitar puncaknya.
Awan panas bisa berupa awan panas
aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah
awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya
mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah
awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan
mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas
besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar.
Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan
jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh
hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak
sampai tidak bernafas.
Abu letusan gunung berapi adalah
material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan
ratusan kilometer jauhnya.
d. Dampak atau akibat
·
Musnahnya bangunan,
mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.
·
Menyebarkan emisi gas
karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997 menimbulkan emisi /
penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala
Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia
pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
·
Terbunuhnya satwa liar
dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya
habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu
daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
·
Menyebabkan banjir
selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim
kemarau.
·
Kekeringan yang
ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan
menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
·
Kekeringan juga akan
mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan
terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
·
Musnahnya bahan baku
industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku
dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
·
Meningkatnya jumlah
penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru.
Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak.
Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
·
Asap yang ditimbulkan
menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat antara lain
pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada
saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak
bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan
keagamaan dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga
terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang.
Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena
jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi
kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak
pandang.
e. Upaya atau penanggulangan
·
Pemadaman
Pemadaman kebakaran hutan adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mematikan api yang membakar hutan (Keputusan
Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2002). Berkaitan
dengan upaya pemadaman, terdapat sejumlah prosedur utama yang perlu dilakukan
oleh setiap elemen penanganan kebakaran hutan (menurut UU No.45 Tahun 2004),
antara lain :
o Deteksi
Deteksi
dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan deskripsi (sebab, titik api, dan
sebagainya) tentang kebakaran hutan, serta untuk menentukan langkah-langkah
pertama dalam menangani kebakaran hutan.
o Penanganan
Pertama
Penanganan
pertama dilakukan oleh pihak-pihak yang terdekat dengan lokasi kebakaran hutan,
seperti : kesatuan pengelola hutan, satgas penanganan hutan, dan masyarakat
setempat. Yang menjadi penting dalam bagian ini adalah pendayagunaan sumberdaya
yang ada, melokalisir api, dan memobilisasi masyarakat untuk mempercepat
pemadaman.
o Pelaporan
Pelaporan
merupakan penyampaian kondisi dan gambaran kebakaran hutan kepada tingkat pemerintahan
yang lebih tinggi dengan tujuan untuk memperoleh feedback yang dapat membantu
penanganan kebakaran hutan.
o Koordinasi
dan Mobilisasi
Koordinasi dan
mobilisasi merupakan penyampian langkah-langkah yang diambil/diusulkan oleh
pusat dan penyaluran bantuan sumber daya, sarana dan prasarana untuk penanganan
kebakaran hutan di daerah (lokasi kebakaran hutan). Dalam rangka melakukan
koordinasi tersebut, menteri yang terkait (mewakili tingkat pusat) membentuk
Pusat Pengendalian Operasi Kebakaran Hutan).
Kemudian, menurut Keputusan
Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, pemadaman kebakaran
hutan, secara umum dapat dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu:
o Kegiatan
pra-pemadaman.
Kegiatan ini
dilakukan dalam rangka mempersiapkan sumber daya pemadaman baik personil,
peralatan maupun dana. Kegiatan pra-pemadaman mencakup antara lain deteksi
dini, gelar regu dan peralatan melalui penugasan anggota Brigade,
gladi/simulasi, patroli dan penjagaan.
o Kegiatan
Pemadaman
§ Pemadaman
awal (initial attack) yang dilakukan oleh Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan.
§ Pemadaman
lanjutan (sustained attack) melalui mobilisasi sumber daya penanggulangan
sesuai dengan prosedur tetap yang telah dikembangkan di setiap tingkatan. Dalam
kondisi tertentu pemadaman lanjutan dapat melibatkan bantuan pemadaman dari
udara (aerial suppression).
o Kegiatan
Pemadaman api sisa (mooping- up)
Pemadaman api
sisa (mooping-up) dan patroli yang dilakukan terhadap sisa-sisa kebakaran guna
memastikan bahwa kebakaran telah benar-benar padam.
·
Penanganan Pasca
Kebakaran
Penanganan pasca
kebakaran hutan, menurut Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam, mencakup kegiatan penegakan hukum (penyelidikan, penyidikan,
pengadilan), rehabilitasi, inventarisasi dan penanganan dampak kebakaran.
Kegiatan ini pada umumnya bersifat lintas sektoral yang melibatkan berbagai
lembaga atau instansi.
Penanganan Pasca
Kebakaran (menurut UU No.45 Tahun 2004), meliputi :
o Identifikasi
dan evaluasi
Tahapan ini
terdiri dari : pengumpulan data dan informasi terjadinya kebakaran, pengukuran
dan sketsa lokasi kebakaran dan analisis tingkat kerusakan dan rekomendasi.
o Rehabilitasi
Rehabilitasi
merupakan upaya pemulihan kondisi hutan. Rehabilitasi merupakan kelanjutan
proses identifikasi dan evaluasi. Pihak yang melakukan rehabilitasi adalah
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan, Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan, Pemegang
Izin Penggunaan Kawasan Hutan dan Pemilik Hutan Hak. Sedangkan yang
bertanggungjawab atas terjadinya kebakaran hutan adalah Pemegang Izin
Pemanfaatan Hutan, Pemegang Izin Penggunaan Kawasan Hutan dan Pemilik Hutan Hak
o Penegakan
Hukum
Penegakan hukum
meliputi proses peradilan terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap
terjadinya kebakaran hutan dan oknum-oknum yang diduga menjadi pelaku.
7.
Angin Puting
Beliung
a. Pengertian
Angin
puting beliung adalah angin kencang, tapi angin kencang belum tentu dikatakan
angin puting beliung, tergantung kecepatan angin yang menyertai nya, angin
puting beliung kejadian nya singkat antara 3-5 menit setelah itu di ikuti angin
kencang yang berangsur angsur kecepatan nya melemah, sedangkan angin kencang
dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan
kecepatan rata-rata 20-30 knot sementara puting beliung 40-50 km/jam atau lebih
dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena badai yang
sering melanda di negara amerika, australia, filipina, jepang, korea, maupun
cina.
b. Penyebab
Udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Ini terjadi
akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya
di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan
kecepatan yang cukup tinggi.
c. Proses terjadinya
Proses terjadinya puting
beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan Cumulonimbus (Cb)
Fase Tumbuh
Dalam awan terjadi arus
udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal
es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Fase Dewasa/Masak
Titik-titik air tidak
tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya
gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini
lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun
dapat timbul arus geser memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar
semakin cepat, mirip sebuah siklon yag “menjilat” bumi sebagai angin puting
beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water
spout).
Fase Punah
Tidak ada massa udara naik.
Massa udara yang turun meluas di seluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang
turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb.
Karakteristik Puting Beliung
Puting berliung merupakan
dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama periode musim
hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting
beliung.
Kehadirannya belum dapat
diprediksi.
Terjadi secara tiba-tiba
(5-10 menit) pada area skala sangat lokal.
Pusaran puting beliung mirip
belalai gajah/selang vacuum cleaner.
Jika kejadiannya berlangsung
lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan.
Lebih sering terjadi pada
siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah.
d. Dampak atau akibat
Dampak yang ditimbulkan
akibat angin puting beliung dapat menghancurkan area rumah dan tanaman akan tumbang diterjang angin
puting beliung, mahluk hidup pun bisa sampai mati.
e. Upaya atau penanggulangan
Jika terdapat pohon yang
rimbun dan tinggi serta rapuh sebaiknya ditebang.
Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh sangat
mudah terhempas angin kencang karena itu sebaiknya diperbaiki. Apabila melihat
cuaca gelap, sebaiknya tidak bepergian.
Jika sudah berada di jalan
terjadi cuaca gelap/awan hitam sebaiknya bertahan di tempat aman, tidak dibawah
pohon, jaringan kabel listrik dan baliho.
Untuk jangka panjang,
penanaman pohon pinggir jalan sebaiknya dipilih tanaman yang tahan angin (Pohon
Asam, Beringin atau Cemara).
8.
Amblasan Tanah
a. Pengertian
Amblesan tanah merupakan proses penurunan muka tanah yg
terjadi secara alamiah karena konsolidasi pada lapisan tanah dangkal dan
lapisan tanah lunak maupun karena penurunan tekanan air tanah pada sistem
aquifer di bawahnya akibat pengaruh kegiatan manusia di atas permukaan tanah dan
pengambilan air tanah.
b. Penyebab
Amblesan dapat terjadi di
berbagai tempat dan disebabkan oleh banyak faktor, misalnya :
·
Tambang batubara, terutama metoda
penggalian keseluruhan (total extraction) contohnya metoda longwall atau block
caving. Tetapi kadang-kadang pada sistem room and pillar pada kedalaman yang
dangkal memungkinkan terjadinya amblesan dan geometri dari amblesan
mencerminkan pola pola support yang ada. Adanya spontaneous combustion pada
lapisan batubara juga bisa menyebabkan timbulnya amblesan. Amblesan sebagai
akibat penambangan biasanya hanya terjadi pada skala kecil (lokal) yaitu di
daerah bekas tambang yang bersangkutan saja. Meskipun demikian faktor geologi
tetap mempunyai peranan yang penting.
·
Penambangan untuk endapan berlapis
(stratiform), contohnya garam, bijih besi, gipsum dll.
·
Pemompaan air tanah, uap geothermal
dan minyak bumi yang berlebihan, akan menaikkan efektifitas tekanan dan
mengakibatkan kompaksi dan amblesan tanah.
·
Penambangan pada badan bijih yang
mempunyai kemiringan yang sangat tajam dan berbentuk pipa.
·
Pengeringan pada endapan gambut
atau lignite.
·
Akibat tektonik, biasanya peristiwa
ini terjadi akibat turunnya bagian bawah dari patahan atau sinklin. Umumnya
terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi amblesan sedalam 2 m dalam waktu
yang singkat.
·
Beban dari luar.
·
Pelarutan batuan di bawah tanah.
Amblesan ini umumnya terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batu gamping,
dolomite dan gipsum. Pelarutan ini merupakan proses alamiah, tetapi akibat
perubahan hidrologi kemungkinan proses pelarutan akan dipercepat sehingga
menyebabkan amblesan.
c. Proses terjadinya
§
1.Pertama ini terjadi pada daerah
yang batuan dasarnya (bedrock-nya” adalah batugamping.
§
2.Gejala-gejala sebelum terjadinya
amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi.
Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah
cekungan.
§
3.Dijumpai retakan-retakan tanah.
Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan)
Keterangan Gambar
• Pada awalnya ada sebuah
retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi
pada daerah yg tersusun oleh batu gamping
• Karena adanya aliran bawah
tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran
sungai bawah tanah.
• Proses ini berlangsung
terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga
akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas
tidak kuat menahan.
• Lubang
ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi
batuan atas tidak seluruhnya hilang
d. Dampak atau akibat
Ø
Retakan pada dinding batu yang
disebabkan oleh tekanan dan tarikan.
Ø
Mengubah bentuk bingkai pintu dan
jendela, dan badan jalan.
Ø
Bangunan-bangunan tinggi menjadi
tidak seimbang atau miring, misalnya chimney, tower transmisi.
Ø
Masuknya air ke area penambangan.
Ø
Banjir pada daerah rendah atau
menjadi rawa.
Ø
Kerusakan pada jaringan pipa atau
terjadinya aliran balik di dalam pipa.
Ø
Retakan terbuka sampai ke permukaan
tanah akan mengakibatkan rusaknya konstruksi di atasnya.
Ø
Perubahan pola aliran permukaan dan
air tanah.
e. Upaya atau penanggulangan
1. Menentukan cekungan air tanah.
2. Pemantauan perubahan kuantitas dan kualitas serta lingkungan air tanah
3. Penentuan daerah imbuhan (non budidaya) dan daerah lepasan (budidaya)
4. Penetapan daerah perlindungan air tanah (zona aman, rawan, kritis, dan
rusak)
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang konservasi air tanah
6. Penetapan kebijakan dan pengaturan air tanah
7. Pengawasan pelaksanaan penyelenggaraan konservasi air tanah.
Daftar Pustaka
artikelnya yang berjudul makalah bencana alam sangat bermanfaat, saya suka artikelnya._ aanwijzing